Rabu, 27 Agustus 2008

Nyeker juga sampe

Aku dibesarkan di kota sejuk dan cantik Bukittinggi. Aku saat ini ingin mempromosikan kotaku.
Bukittinggi – Sumatera Barat sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia bukannlah suatu hal yang baru bagi kita semua, Namun sebagai tambahan referensi agar lebih banyak lagi “Wisman” dan “Wistik” datang ke Bukittinggi adalah memberitahukan bahwa di Kota Bukittinggi itu ada sekurangnya 4 tempat wisata yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Orang Betawi bilang “Nyeker aja sampe”

Nggak percaya??????

Mari kita coba jalani seluruh objek wisata tersebut dimulai dari :
1. Landmarknya Kota Bukittinggi yaitu Jam Gadang. Nggak usah digambarkan secara detail karena rata-rata kita tahu gimana bentuknya Jam Gadang Bukittinggi, namun yang tidak banyak orang tahu adalah perbedaan jam ini dengan jam-jam lainnya adalah pada angka 4. Seluruh angka pada Jam Gadang ditulis dengan huruf Romawi tetapi angka 4 nya bukan “ IV” melainkan “IIII”
2. Benteng Fort De Kock yang merupakan benteng peninggalan kolonialis Belanda. Jaraknya lebih kurang 1 km dari Jam Gadang.
3. Kebun Binatang. Dengan Benteng Fort De Kock jaraknya hanya sekitar 50 meter karena dengan menyeberangi jembatan kita sudah menemukan lokasi ini
4. Panorama dan lobang Jepang. Melanjutkan perjalanan dari Kebun binatang dengan jarak sekitar 1 km lagi kita menemukan objek wisata alam dan sejarah yang digabung menjadi satu yaitu Panorama alam Ngarai Sianok dan Lobang Jepang Objek yang satu ini jaraknya dengan Jam Gadang nggak lebih dari 1 KM.
5. Ngarai Sianok Setelah puas dengan pemandangan alam diikuti wisata sejarah lobang jepang kita turun sedikit sekitar 1,5 km untuk mengunjungi Ngarai Sianok yang terkenal.

Masih Nggak Percaya kalau objek wisata di Bukittinggi bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki??????

Kalau gitu datang aja ke Bukittinggi untuk membuktikannya. Ditunggu Ya!!!!!!

Rabu, 13 Agustus 2008

0 kilometer

titik nol katanya merupakan awal dari segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini, namun "titik 0" yang akan kuceritain disini adalah sebuah tempat yang sedang digalakkan menjadi daerah tujuan wisata. Berawal dari peresmiannya diakhir abad ke duapuluh, sekarang telah mencoba mempromosikan diri sebagai daerah tujuan wisata.
Terletak di ujung barat negara kita tepatnya di Pulau Weh - Sabang. Monumen nol kilometer Indonesia berdiri dengan sangat megah saat diresmikan oleh BJ. Habibie. Untuk mencapainya dari Banda Aceh melalui jalur laut yaitu dengan menggunakan kapal cepat memakan waktu lebih kurang 45 menit, namun waktu tempuh untuk menyeberang bisa sekitar 2,5 jam kalo menggunakan kapal ferry. Dari kota Sabang herus menggunakan jalur darat dengan waktu tempuh lebih kurang 2 jam. Dengan latar belakang panorama Lautan Hindia menambah keindahan tugu nol kilometer Indonesia. pemda Sabang juga memberikan reward berupa piagam untuk orang-orang yang pernah mengunjungi tugu nol kilometer ini.
Jadi untuk mencapai monumen nol Km Indonesia tidaklah sulllit. Orang Banda Aceh dan Sabang menyebut monumen tersebut dengan nama "titik 0 km"

Kamis, 07 Agustus 2008

matang apa gak matang???

Kalau kita membaca tulisan di warung menyediakan “Sate Matang” maka yang terpikirkan adalah mungkin didaerah tersebut juga ada warung yang menjual “sate nggak matang”. Aku juga memikirkan hal yang sama saat pertama kali menginjakkan kakiku di Aceh.

Aceh merupakan propinsi paling barat Indonesia yang berpenduduk hampir 100% muslim, oleh sebab itu Banda Aceh dijuluki dengan sebutan Kota Serambi Mekkah.. Menurut cerita rakyat yang tidak bisa dipercaya kebenarannya penduduk Aceh itu merupakan keturunan dari bangsa Arab, Cina, India, dan Melayu. Sifat umum masyarakat Aceh adalah keras dan tegas namun dibalik sifat tersebut masyarakat Aceh ramah dan suka bersosialisasi.

Kembali ke Sate Matang……

Aku penasaran untuk menjajal makanan tersebut dan aku juga berusaha mencari apakah betul disamping ada sate matang berarti ada juga sate yang nggak matang. Ternyata sate matang itu betul merupakan sate yang sudah matang. Pengolahannya sama persis dengan sate lain yaitu daging kambing ditusuk, dibakar, dan dikasih kuah kacang. Perbedaannya terletak dari tambahan kuah kari yang menyertainya saat disantap.

Sate matang ini dapat ditemui hampir diseluruh pesisir timur Propinsi NAD. Enak satenya, namun yang gak enaknya adalah saat kutanya apakah ada sate yang nggak matang, aku diketawain dan ditanya balik buat apa ada sate yang nggak matang. Apa mau bakar sendiri dirumah?? Lalu dijelaskan bahwa Matang itu adalah nama daerah yang terkenal dengan sate kambingnya, sehingga sate yang terkenal di Aceh adalah sate Matang.